Bentuk Inovasi Menuju Madrasah Adiwiyata yang dilaksanakan di MIN 1 Trenggalek berupa program-program pembiasaan dan aksi lingkungan sesuai kondisi madrasah. Program-program dan aksi yang dilaksanakan adalah sebagai berikut:
1. Sarang Tawon
Sarang Tawon merupakan akronim dari ”Setiap orang Tanam dan Rawat Pohon”. Ini merupakan salah satu bentuk inovasi MIN 1 Trenggalek yang berupa program sekaligus aksi lingkungan dalam mewujudkan madrasah sehat dan peduli ligkungan.
Sarang Tawon dilaksanakan dengan cara setiap warga madrasah, baik guru maupun siswa menanam minimal satu pohon atau tanaman untuk setiap orang. Tanaman-tanaman tersebut menjadi tanggung jawab masing-masing dalam perawatannya dan apabila ada tanaman yang mati, maka harus diganti pohon atau tanaman yang baru.
Manfaat dari program dan aksi ini adalah lingkungan madrasah menjadi rindang, sejuk, dan terbebas dari polusi udara.
2. Sadipo
Sadipo merupakan akronim dari ”Sampah jadi Pohon”. Inovasi ini sebagai wujud tindak lanjut kerja sama yang telah terjalin antara MIN 1 Trenggalek dengan pihak pengepul sampah. Di dalam kerja sama (MoU) tertuang bahwa umpan balik dari pengepul sampah salah satunya adalah menyediakan bibit tanaman sesuai nilai sampah yang diterima dari MIN 1 Trenggalek. Selanjutnya, bibit tanaman yang diperoleh ditanam di lingkungan sekitar madrasah atau di tempat-tempat lain yang memungkinkan ditanami seperti bantaran sungai atau pinggir jalan.
Manfaat dari kegiatan ini adalah terwujudnya lingkungan sehat yang sejuk, rindang dan bebas polusi udara, serta mengurangi potensi tanah longsor.
3. Hidrorame
Hidrorame merupakan akronim dari ’Hidroponik Murah Meriah”. Hidrorame merupakan solusi tren menanam nirtanah (tanpa tanah) dengan biaya murah serta upaya mengurangan sampah plastik khususnya plastik bekas kemasan air minum.
Hidrorame memanfaatkan botol plastik bekas yang dimodifikasi menjadi sarana bertanam hidroponik sistem sumbu. Selain bahannya mudah di dapat, kegiatan ini juga sangat mudah dilaksanakan bahkan oleh anak-anak usia sekolah dasar.
Manfaat dari Hidrorame adalah warga sekolah khususnya siswa bertambah pengetahuannya terkait hidroponik. Selain itu dapat membantu mengurangi sampah plastik melalui gerakan ”reuse” botol plastik menjadi sarana hidroponik.
4. Gelar Sajadah
Gelar Sajadah akronim dari "Gerak Langkah Madrasah, Sampah Jadi Berkah". Gelar Sajadah dilaksanakan setiap hari setelah apel pagi. Selesai apel pagi, seluruh disiswa dan guru menuju kelas diwajibkan memungut sampah yg ditemui sepanjang jalur yg dilewati. Selanjutnya sampah dimasukkan tempat sampah terpilah. Penekanan kegiatan ini adalah ketika memungut sampah, disertai niat berinfak tenaga membersihkan lingkungan demi kenyamanan dan kesehatan. Saat menaruh sampah, diniatkan berinfak barang(sampah) semoga dapat diambil manfaatnya melalui pengolahan sesuai jenis sampah. Dalam hal ini, ditanamkan pemahaman bahwa mengelola sampah dengan baik tidak hanya urusan dunia tetapi juga bernilai ibadah(sampah jadi berkah).
5. Sayang Busam
Sayang Busam akronim dari "Sampah yang Bukan Sampah". Tujuan utama penempatan sampah secara terpilah adalah supaya sampah dapat dimanfaatkan kembali secara maksimal karena setiap jenis sampah memerlukan penanganan berbeda. Selama ini sampah dimaknai sebagai barang bekas, barang yg harus dibuang, barang yg sudah tidak bermanfaat dll. Melalui Sayang Busam, digali potensi manfaat sampah melalui kegiatan REUSE dan RECYCLE. Pada akhirnya namanya memang tetap sampah, tetapi karena potensinya, sampah bisa menjadi barang berguna(bukan sampah).Sampah kertas bisa menjadi kerajinan, sampah plastik menjadi pot tanaman, sampah organik menjadi pupuk, dan lain sebagainya.
0 Response to "INOVASI MIN 1 TRENGGALEK MENUJU MADRASAH ADIWIYATA"
Post a Comment